Peringati Setahun KLB, Gorontalo Teguhkan Komitmen Bebas Leptospirosis

Peringati Setahun KLB, Gorontalo Teguhkan Komitmen Bebas Leptospirosis

Peringati Setahun KLB, Gorontalo Teguhkan Komitmen Bebas Leptospirosis---Dok. Dinkes Gorontalo

GORONTALO, DISWAY.ID - Satu tahun pasca Kejadian Luar Biasa (GORONTALO.disway.id/listtag/2924/klb">KLB) Leptospirosis yang melanda GORONTALO, Dinas Kesehatan Provinsi GORONTALO menggelar webinar bertajuk “Setahun GORONTALO.disway.id/listtag/2924/klb">KLB, GORONTALO, Merdeka dari Leptospirosis” pada Jumat, 1 Agustus 2025.

Acara yang dilangsungkan secara daring ini menjadi ajang refleksi sekaligus edukasi publik terkait bahaya dan pencegahan penyakit leptospirosis.

Webinar ini secara resmi dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, dr. Anang S. Otoluwa.

Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa 1 Agustus 2024 akan selalu dikenang sebagai momen penting dalam sejarah kesehatan masyarakat Gorontalo, ketika lonjakan kasus leptospirosis mengharuskan pemerintah menetapkan status KLB.

BACA JUGA:Gorontalo Bersiap Hadirkan Layanan Bedah Jantung Terbuka, Target Mulai Akhir Agustus 2025

“Peristiwa itu mengajarkan kita pentingnya kesadaran kolektif terhadap penyakit menular yang ditularkan melalui lingkungan, terutama yang berkaitan erat dengan sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat,” ujar Anang.

Menurutnya, pengalaman tahun lalu menjadi pelajaran berharga bagi seluruh pemangku kepentingan, terutama dalam meningkatkan kesiapsiagaan fasilitas kesehatan primer seperti puskesmas dalam menghadapi potensi wabah saat terjadi banjir atau bencana lainnya.

Anang juga menyoroti pentingnya penguatan sistem surveilans di tingkat layanan dasar agar deteksi dini dapat dilakukan dan respons cepat bisa diberikan.

“Webinar ini bukan sekadar peringatan, tapi juga sarana untuk memperkuat pemahaman masyarakat mengenai pencegahan Leptospirosis. Edukasi menjadi kunci utama untuk meminimalkan risiko penyebaran,” jelasnya.

BACA JUGA:SIKENDIS, Inovasi Digital dari Dinas Kesehatan Gorontalo untuk Efisiensi Kendaraan Dinas

Dalam kesempatan tersebut, Anang turut menyampaikan apresiasi kepada para narasumber yang akan berbagi pengalaman dan strategi penanggulangan leptospirosis, baik dari aspek medis maupun lintas sektor.

“Pengendalian penyakit ini bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan. Pencegahan saat banjir, seperti menghindari kontak dengan air tercemar, perlu dukungan dari berbagai sektor dan peran aktif masyarakat,” tegasnya.

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo mencatat, sepanjang tahun 2024 terdapat 61 kasus leptospirosis dengan 5 kematian. Sementara pada Januari hingga Juli 2025, tercatat 11 kasus dengan 1 korban jiwa.

Anang menutup sambutannya dengan harapan besar agar edukasi yang berkelanjutan dan kolaborasi lintas sektor dapat mewujudkan Gorontalo yang benar-benar bebas dari leptospirosis di masa mendatang.

Sumber: