Dokter Ungkap Gejala COVID-19 Varian 'Nimbus', Sakit Tenggorokan Bisa Jadi Salah Satunya!

Dokter Ungkap Gejala COVID-19 Varian 'Nimbus', Sakit Tenggorokan Bisa Jadi Salah Satunya!-Harryarts-Freepik
GORONTALO, DISWAY.ID - Dokter memperingatkan siapa pun yang mengalami sakit tenggorokan seperti 'pisau silet' bahwa mereka mungkin memiliki varian Covid baru yang sangat menular.
Dijuluki 'Nimbus', strain tersebut merupakan turunan dari Omicron yang sangat ganas, dengan 13 kasus telah ditemukan di Inggris, menyusul lonjakan kasus di Tiongkok, Singapura, dan Hong Kong.
Sementara para ahli mengatakan gejala Nimbus secara umum mirip dengan versi virus sebelumnya, 'sakit tenggorokan seperti pisau silet' bisa menjadi tanda utama varian baru tersebut.
Menurut dokter umum di The London General Practice, Dr Naveed Asif, gejala khas ini ditandai dengan rasa sakit yang tajam dan menusuk saat menelan, sering kali di bagian belakang tenggorokan.
BACA JUGA:Ngeri! Kasus COVID-19 Aktif di India Kini Tembus Angka 6.000
Gejala lain yang terkait dengan strain tersebut termasuk kemerahan di bagian belakang mulut dan pembengkakan kelenjar leher, serta gejala Covid umum seperti demam, nyeri otot, dan hidung tersumbat.
"Namun, gejalanya dapat sangat bervariasi sehingga kewaspadaan adalah kuncinya," kata Dr Asif kepada Manchester Evening News.
Menurut NHS, gejala Covid meliputi suhu tinggi, batuk baru yang terus-menerus, kehilangan atau perubahan indra penciuman atau perasa, sesak napas, dan merasa mual.
Meskipun sejauh ini baru 13 kasus Nimbus di Inggris yang teridentifikasi, angka ini kemungkinan meremehkan seberapa jauh varian tersebut telah menyebar.
Hal ini dikarenakan jumlah tes Covid yang dilakukan telah menurun drastis sejak puncak pandemi dan karantina wilayah.
BACA JUGA:Makin Terkenal, 631 Pelari Internasional Ramaikan BTN JAKIM 2025!
Data dari Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) menunjukkan jumlah orang yang dites positif Covid telah mencapai rekor tertinggi tahun ini dan sudah 97 persen lebih tinggi dari angka yang tercatat pada bulan Maret.
Para ahli juga telah memperingatkan bahwa jenis baru tersebut dapat menyebabkan lonjakan kasus Covid selama musim panas dan telah mendesak mereka yang rentan untuk divaksinasi.
Bahkan mereka yang sebelumnya telah divaksinasi atau terinfeksi dapat berisiko tertular virus tersebut, karena kekebalan yang terbentuk sebelumnya memudar seiring waktu.
Sumber: