GORONTALO, DISWAY.ID - Sebuah video yang ramai dibicarakan di media sosial memperlihatkan seorang warga negara asing (WNA) kebingungan saat melihat papan nama LRT Rasuna Said.
Ia mengira tulisan tersebut merupakan kalimat bahasa Inggris dan mempertanyakannya seperti, “What did Rasuna say?”
Kesalahpahaman itu muncul karena kata “said” dalam bahasa Inggris berarti bentuk lampau dari “say”.
Bagi mereka yang belum mengenal tokoh nasional Rasuna Said, nama tersebut terlihat seperti frasa, bukan nama seorang pahlawan.
BACA JUGA:Viral CapCut Beri Saldo DANA Rp80 Ribu: Fakta, Cara Klaim, dan Keamanannya
Padahal, Rasuna Said adalah figur perempuan yang memiliki kontribusi besar dalam sejarah Indonesia, terutama dalam bidang pendidikan, politik, dan perjuangan hak perempuan.
Namanya banyak dikenal karena menjadi nama sebuah ruas jalan di Jakarta, namun kiprah hidupnya jauh lebih besar daripada sekadar sebuah penanda lokasi.
Berikut rangkaian perjuangan Rasuna Said yang penting untuk dikenang.
1. Pelopor Pendidikan untuk Perempuan
Rasuna Said melihat pendidikan sebagai jalan pembebasan bagi perempuan. Ia terlibat dalam pendirian sekolah yang menyediakan ruang belajar khusus bagi perempuan, di antaranya Sekolah Thawalib di Padang serta Perguruan Putri di Medan yang hadir pada 1937.
Ia juga mengelola kursus keputrian yang membekali siswi dengan pemahaman agama dan wawasan sosial yang lebih luas. Upaya tersebut membuka akses pendidikan bagi perempuan, yang pada masa itu masih menghadapi banyak batasan.
Melalui tulisan dan pidatonya, Rasuna menyuarakan perlunya perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang. Keberaniannya membuatnya menjadi salah satu tokoh penting dalam gerakan perempuan Indonesia.
BACA JUGA:Sat Lantas Polresta Gorontalo Kota Amankan 43 Kendaraan di Awal Operasi Zebra
2. Kiprah Politik dan Peran dalam Perjuangan Kemerdekaan
Perjuangan Rasuna tidak berhenti pada isu pendidikan. Ia turut aktif dalam dunia politik sejak muda dengan bergabung dalam Sarekat Rakyat, lalu berperan di organisasi PERMI (Persatuan Muslimin Indonesia) yang berhaluan nasionalis Islam.
Rasuna terkenal sebagai orator yang tidak gentar menyampaikan kritik terhadap pemerintah kolonial. Ia bahkan pernah menyampaikan pidato bernada tegas di depan pejabat militer Jepang.
Ketegasannya membuat ia harus merasakan masa tahanan pada tahun 1932, tetapi hukuman tersebut tidak menyurutkan tekadnya.