GORONTALO, DISWAY.ID - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Anang S. Otoluwa secara resmi membuka kegiatan Pelatihan Penanggulangan Gangguan Indera bagi Tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) tingkat Provinsi Gorontalo, Senin 3 November 2025 di Hotel Fox Kota Gorontalo.
Pelatihan ini akan berlangsung selama tujuh hari, mulai 3 hingga 9 November 2025, dan diikuti oleh 30 peserta yang terdiri atas dokter dan perawat dari Puskesmas di Kabupaten Pohuwato, Boalemo, dan Gorontalo Utara.
Kegiatan tersebut terlaksana berkat dukungan program Strengthening of Primary Healthcare in Indonesia (SOPHI) dari Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Primer dan Komunitas, Kementerian Kesehatan RI.
Fokus pada Pencegahan dan Deteksi Dini
Dalam sambutannya, Kadinkes Anang menegaskan bahwa gangguan penglihatan dan pendengaran masih menjadi persoalan kesehatan masyarakat yang perlu perhatian serius.
Kedua jenis gangguan ini dapat dialami oleh semua kelompok usia dan berdampak besar terhadap kualitas hidup, produktivitas, serta pembangunan sumber daya manusia.
“Gangguan penglihatan dan pendengaran sering kali dianggap hal sepele, padahal dampaknya dapat memengaruhi pendidikan, pekerjaan, hingga kesejahteraan masyarakat. Karena itu, deteksi dini menjadi sangat penting agar gangguan dapat segera ditangani dengan tepat,” ujar Anang.
Capaian Skrining Masih Rendah
Anang juga menyampaikan bahwa tingkat skrining gangguan penglihatan dan pendengaran di Gorontalo tahun 2025 masih jauh dari target nasional sebesar 70 persen dari total proyeksi penduduk 1.102.946 jiwa.
Berdasarkan data aplikasi Sehat Indonesiaku Asik hingga Agustus 2025, baru sekitar 33 persen penduduk yang telah menjalani skrining penglihatan dan 22 persen untuk pendengaran.
BACA JUGA:Ratusan Pramuka Ikuti Pelatihan Bantuan Hidup Dasar di Peran Saka Nasional 2025
“Capaian ini menandakan bahwa kita perlu memperkuat kolaborasi lintas program dan lintas sektor, dimulai dari Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dasar. Melalui pelatihan ini, tenaga kesehatan di FKTP diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam melakukan deteksi dini, pencatatan, serta pelaporan kasus gangguan indera secara akurat,” tambahnya.
Libatkan Dokter Spesialis dan Praktisi Rumah Sakit
Pelatihan ini menghadirkan narasumber dari organisasi profesi dan rumah sakit rujukan, seperti PERDAMI (Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia), PERHATI (Perhimpunan Dokter Spesialis THT), RSUD dr. Hasri Ainun Habibie, dan RSUD Toto Kabila.
Metode pembelajaran meliputi ceramah, diskusi interaktif, penugasan, serta praktik lapangan, sehingga para peserta tidak hanya memahami teori, tetapi juga dapat mengaplikasikannya di lapangan sesuai standar pelayanan kesehatan primer.
Melalui kegiatan ini, Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo berharap tenaga kesehatan di seluruh wilayah dapat semakin sigap dan kompeten dalam menangani gangguan indera, serta mempercepat pencapaian target skrining nasional menuju masyarakat yang sehat, produktif, dan berkualitas.