Dedi Mulyadi Marah di Acara Nganjang Ka Warga: 'Ini Forum Rakyat, Bukan Persikas!'

Dedi Mulyadi Marah di Acara Nganjang Ka Warga: 'Ini Forum Rakyat, Bukan Persikas!'

Dedi Mulyadi Marah di Acara Nganjang Ka Warga: 'Ini Forum Rakyat, Bukan Persikas!'-@dedymulyadi71-Instagram

GORONTALO, DISWAY.ID - Suasana hangat dan penuh empati dalam acara Nganjang Ka Warga di Desa Sukamandijaya, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, tiba-tiba berubah menjadi tegang pada Rabu malam 28 Mei 2025.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang saat itu memimpin acara tersebut, mendadak meluapkan kemarahannya kepada sekelompok orang di tengah kerumunan yang sedang melakukan aksi demonstrasi untuk mendukung klub sepak bola lokal, Persikas Subang.

"Dihentikan! Ini bukan waktu untuk menunjukkan dukungan pada Persikas. Saya menjalankan forum ini, bukan kalian.

Turunkan spanduk itu sekarang!" teriak Dedi dengan nada tinggi dari atas panggung, menegaskan bahwa kegiatan tersebut bukanlah tempat untuk menyalurkan aspirasi terkait sepak bola, melainkan untuk berdialog dengan warga.

BACA JUGA:Kumpulkan Stamp di wondr Treasure Hunt, Misi Seru Rejeki Wondr BNI di Java Jazz Festival 2025

Tak berhenti sampai di situ, Dedi juga menambahkan, "Jangan berlagak sok jago di sini. Kamu tidak memikirkan hal ini sama sekali.

Ini bukan kesempatan untuk Persikas, tetapi kesempatan bagi saya untuk berinteraksi dengan masyarakat. Pikirkanlah!"

Dilansir dari laman Pasundan Ekspres, Kejadian kemarahan Dedi Mulyadi ini dengan cepat menyebar melalui media sosial, karena acara tersebut disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Humas Jabar. 

Banyak warganet yang menyaksikan perubahan suasana dari haru menjadi panas hanya dalam hitungan detik.

BACA JUGA:Detik-detik Suporter Persikas Saat Diamankan Ke Polsek Terungkap

Setelah insiden viral tersebut, Dedi memberikan penjelasan resmi pada Kamis, 29 Mei 2025.

Menurutnya, kemarahannya terjadi saat sedang berdialog dengan seorang ibu yang hidup dalam kesulitan.

"Saya marah pada malam itu karena sekelompok orang tidak memiliki sopan santun. Saat air mata turun karena simpati terhadap penderitaan seorang ibu yang mencari nafkah dengan mengumpulkan botol bekas, anak-anaknya tumbuh dengan baik," ungkap Dedi.

Ia juga menceritakan bahwa sang ibu ditinggalkan oleh suaminya yang kemudian menikah dengan perempuan lain. Di tengah suasana haru seperti itu, kelompok suporter Persikas malah menciptakan keributan.

Sumber: