Wagub Dorong Sinergi Bulog, PLN, dan Pertamina Tekan Inflasi di Gorontalo

Minggu 20-07-2025,17:18 WIB
Reporter : Risto Risanto
Editor : Risto Risanto

GORNTALO, DISWAY.ID - Wakil Gubernur Gorontalo, Idah Syahidah Rusli Habibie, menegaskan pentingnya sinergi berbagai instansi dalam menjaga stabilitas harga dan menekan inflasi di daerah.

Penegasan tersebut ia sampaikan saat memimpin High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Semester II, yang berlangsung di Ballroom Gedung Azalea, Kota Gorontalo, pada Kamis 17 Juli 2025.

Pertemuan strategis ini dihadiri oleh jajaran kepala daerah se-Provinsi Gorontalo, serta perwakilan dari instansi vertikal dan BUMN seperti Bulog, PLN, Pertamina, BPS, BMKG, dan mitra lainnya.

BACA JUGA:TPID Diminta Lebih Solid Tangani Tantangan Inflasi Regional

Fokus pada Kebutuhan Pokok dan Bantuan Beras

Dalam arahannya, Wagub Idah menyoroti bahwa inflasi di Gorontalo terutama dipicu oleh lonjakan harga komoditas pangan utama seperti beras, cabai, tomat, dan bawang.

Ia mengapresiasi langkah Dinas Ketahanan Pangan yang bekerja sama dengan Bulog dalam menyalurkan bantuan beras kepada masyarakat miskin ekstrem yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) desil I dan II.

"Pemprov Gorontalo bersama Bulog telah menyiapkan 116 ton beras untuk bulan Juni dan Juli, masing-masing 10 kilogram per keluarga. Distribusi ini harus tuntas pertengahan Juli agar manfaatnya cepat dirasakan oleh masyarakat yang membutuhkan,” tegasnya.

Konsumsi Beras Tinggi, Diversifikasi Pangan Didorong

Wagub juga menyoroti tingginya tingkat konsumsi beras di Gorontalo yang mencapai 7,53 kilogram per bulan per orang.

Kondisi ini dinilainya menjadi tantangan dalam menekan inflasi pangan. Karena itu, ia mendorong diversifikasi pangan lokal seperti singkong, jagung, dan umbi-umbian sebagai alternatif yang lebih berkelanjutan.

BACA JUGA:Diskominfotik Provinsi Gorontalo Fokus Pembinaan Statistik dan Pemutakhiran Data Geospasial 2025

Kelangkaan LPG 3 Kg dan Sorotan pada Pertamina

Terkait isu energi, Idah mengkritisi distribusi LPG 3 kilogram yang belum merata di sejumlah wilayah, seperti Desa Cempaka Putih, Kabupaten Gorontalo Utara, yang hingga kini belum memiliki pangkalan resmi.

Ia meminta Pertamina untuk melakukan pengawasan ketat agar tidak terjadi permainan harga di tingkat pengecer.

"Masyarakat tetap membeli gas melon meskipun harganya mahal. Ini menunjukkan ada celah distribusi yang harus segera ditutup oleh Pertamina,” ujar Idah.

Pemadaman Listrik dan Tuntutan pada PLN

PLN juga turut menjadi perhatian. Berdasarkan hasil kunjungan lapangan di Wonosari dan Paguyaman Pantai, masyarakat mengeluhkan seringnya pemadaman listrik meskipun Gorontalo sebenarnya memiliki cadangan daya listrik yang surplus.

“Gangguan teknis seperti pohon tumbang atau kabel tersangkut memang jadi alasan, tapi kami minta solusi konkret dari PLN. Masyarakat juga harus dilibatkan, misalnya dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar jaringan listrik,” imbuhnya.

Kategori :