Moderasi Beragama Bukan Proyek, Tapi Perjuangan Sepanjang Masa untuk Indonesia yang Damai

Kamis 13-11-2025,09:00 WIB
Reporter : Risto Risanto
Editor : Risto Risanto

GORONTALO, DISWAY.ID - Moderasi beragama bukan sekadar proyek pemerintah, melainkan perjuangan bersama seluruh bangsa Indonesia untuk menjaga keharmonisan kehidupan beragama di tengah keberagaman.

Hal itu disampaikan oleh Suwendi, dosen Sekolah Pascasarjana (SPs) dan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dalam kegiatan Diskusi Dosen yang digelar Fakultas Ushuluddin dan Adab UIN Banten, di Serang, Selasa 11 November 2025.

Suwendi juga dikenal pernah menjadi anggota Kelompok Kerja (Pokja) Moderasi Beragama di Kementerian Agama RI.

BACA JUGA:Karo Ops Polda Gorontalo: Tantangan Zaman Kini Adalah Bentuk Baru Perjuangan

Moderasi Beragama Sebagai Kebutuhan Sepanjang Masa

Menurut Suwendi, Indonesia memiliki karakter sosial yang pluralistik sekaligus spiritualistik, sehingga kedua karakter tersebut harus dikelola dengan baik agar mampu berkontribusi positif bagi bangsa.

Dalam konteks itu, moderasi beragama hadir sebagai sarana pengelolaan keberagaman agar tidak melahirkan konflik.

“Moderasi beragama bukan proyek jangka pendek, tetapi perjuangan sepanjang masa. Ia dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujar Suwendi.

Ia menegaskan bahwa persoalan ekstremisme, klaim kebenaran subjektif, serta sikap intoleran bisa muncul kapan pun jika masyarakat tidak merawat cara pandang, sikap, dan praktik beragama yang proporsional.

BACA JUGA:Kadinkes Gorontalo Apresiasi Tenaga Kesehatan Sukseskan Peran Saka Nasional 2025

Yang Dimoderasi Adalah Sikap Beragama, Bukan Agamanya

Lebih lanjut, Suwendi menjelaskan bahwa moderasi beragama tidak berarti memoderasi ajaran agama itu sendiri.

Semua agama pada dasarnya mengajarkan nilai-nilai moderat, namun yang sering kali menjadi masalah adalah cara umat mempraktikkan ajarannya.

“Yang dimoderasi itu bukan agamanya, tapi cara pandang dan perilaku umat beragama. Sebab setiap agama sejatinya mengajarkan moderasi, hanya saja pengamalannya belum tentu moderat,” jelasnya.

Peran Perguruan Tinggi dalam Menanamkan Moderasi

Suwendi menilai, Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) memiliki peran strategis dalam menanamkan nilai-nilai moderasi beragama kepada mahasiswa dan sivitas akademika. Salah satu caranya adalah dengan transformasi kurikulum dan pembelajaran multikultural.

“Mahasiswa tidak cukup hanya tahu bahwa keberagaman itu ada. Mereka harus mampu memahami realitas keragaman di sekitarnya dan berinteraksi secara wajar dengan perbedaan,” tambahnya.

Kategori :