Kolaborasi Lintas Sektor untuk Penyelamatan Danau Limboto Gorontalo Terus Diperkuat

Kolaborasi Lintas Sektor untuk Penyelamatan Danau Limboto Gorontalo Terus Diperkuat

Kolaborasi Lintas Sektor untuk Penyelamatan Danau Limboto Gorontalo Terus Diperkuat---gorontaloprov.go.id

GORONTALO, DISWAY.ID - Kolaborasi lintas sektor untuk penyelamatan Danau Limboto terus diperkuat melalui keterlibatan praktisi, akademisi, dan masyarakat dalam Dialog Fokus Sesi 3 yang diadakan di Universitas Muhammadiyah GORONTALO pada Jumat 13 Juni 2025.

Acara dialog ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Ketua Forum DAS Wawan Tolinggi, Wakil Rektor II UMGO Salahudin Pakaya, Plt. Sekretaris Daerah Kabupaten Gorontalo Trizal Entengo, Kepala BPDAS Bontor Lumbantobing, perwakilan dari JICA Jepang, masyarakat sekitar Danau Limboto, serta unsur pemerintah dari Provinsi dan Kabupaten Gorontalo.

Dalam sambutannya, Plt. Sekda Trizal Entengo menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam upaya penyelamatan Danau Limboto, yang merupakan kawasan prioritas nasional dan menjadi perhatian dalam Perpres.

BACA JUGA:Sektor Pertanian Provinsi Gorontalo Dorong Pertumbuhan Ekonomi Hingga 6 Persen

Dia menegaskan bahwa upaya penyelamatan danau ini memerlukan sinergi dari semua pihak, baik pemerintah, akademisi, masyarakat, maupun lembaga internasional seperti JICA.

Salah satu bentuk implementasi dari kolaborasi ini adalah melalui edukasi lingkungan berbasis muatan lokal, yang saat ini sedang dalam proses legalisasi melalui Surat Edaran Bupati.

Materi pembelajaran tentang Danau Limboto telah didiskusikan dan dirancang bersama dengan Dinas Pendidikan dan sekolah dasar di kawasan DAS Limboto.

Wawan Tolinggi berharap kegiatan semacam ini dapat menjadi titik tolak bagi kolaborasi berkelanjutan dalam penyelamatan Danau Limboto, yang bukan hanya berdampak pada ekologi tetapi juga kesejahteraan masyarakat.

BACA JUGA:Lewat Bimtek, KPK Ingin Lakukan Penguatan implementasi Desa Antikorupsi di Provinsi Gorontalo

Danau Limboto bukan hanya warisan alam, namun juga tanggung jawab lintas generasi yang harus dijaga bersama.

Acara ini melibatkan sesi pemaparan dan diskusi dengan narasumber berbagai kalangan, seperti Prof. Bukman Laliho yang memaparkan hasil penelitiannya mengenai persepsi masyarakat terhadap kondisi danau.

Pak Sutarjo Abdul, seorang praktisi pengolahan sampah organik, juga membagikan pengalaman dalam mendukung penyelamatan danau dari sisi lingkungan.

Perwakilan masyarakat hulu seperti Pak Moduto juga membagikan testimoni terkait praktik nyata yang telah dilakukan di lapangan.

Peserta dialog juga mendengarkan cerita dari siswa-siswa SD 16 di sekitar Danau Limboto tentang pengalaman mereka menghadapi banjir dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari, yang mencerminkan adanya kesenjangan informasi dan pengetahuan di kalangan masyarakat.

Sumber: