GORONTALO, DISWAY.ID - Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail, secara tajam menyoroti berbagai permasalahan dalam mekanisme perdagangan komoditas jagung ketika menyampaikan pidato di hadapan rapat paripurna DPRD ke-21 pada Senin 28 April 2025.
Ia mencermati bahwa perdagangan jagung saat ini melibatkan tiga aktor utama, yakni tengkulak, pengusaha silo, dan Bulog.
Gusnar menjelaskan bahwa meskipun keterlibatan Bulog dengan penentuan harga dasar pemerintah sebesar Rp5.500 per kilogram diharapkan dapat memperbaiki stabilitas harga.
Namun keterbatasan dalam daya serap akibat alokasi anggaran yang terbatas membuat upaya tersebut belum optimal.
BACA JUGA:Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail: Pejabat Eselon II dan III Harus Disiplin!
"Dikarenakan keterbatasan anggaran, Bulog hanya mampu membeli dalam jumlah yang terbatas, sehingga petani tetap terpaksa menjual jagungnya kepada pengusaha silo," ujar Gusnar Ismail.
Ia juga menyoroti permasalahan lain terkait penentuan kadar air jagung di silo-silo yang hingga kini belum dapat dikontrol oleh pemerintah.
Hal ini menyebabkan kadar air yang tinggi seringkali menjadi alasan penurunan harga, yang merugikan petani yang telah mengeluarkan biaya besar untuk produksi dan pengangkutan.
Selain mekanisme harga, Gusnar menambahkan bahwa banyak petani di Gorontalo masih bekerja di lahan milik orang lain dengan sistem bagi hasil dua pertiga untuk petani dan sepertiga untuk pemilik lahan.
BACA JUGA:Wagub Gorontalo Idah Syahidah Ingatkan UMKM Segera Serius Bangun Branding
Hal ini menjadikan intervensi pemerintah, seperti bantuan benih dan subsidi, tidak sepenuhnya dapat dirasakan oleh petani penggarap.
Oleh karena itu, Gusnar menilai perlunya perbaikan agar bantuan langsung dapat menyasar petani yang benar-benar mengelola lahan.
"Kita harus menyadari bahwa petani yang terlibat dalam penanaman jagung masih terikat dengan sistem bagi hasil yang masih belum sepenuhnya terawasi. Dengan pembagian dua pertiga untuk petani dan sepertiga untuk pemilik lahan, intervensi kami harus fokus kepada petani demi kesejahteraan mereka," jelas Gusnar.
Mengakhiri pidatonya, Gusnar menegaskan perlunya perbaikan dalam distribusi bantuan agar tepat sasaran dan membawa manfaat yang maksimal bagi para petani.
"Hal ini sudah menjadi fokus kami dan akan kami tangani, agar intervensi pemerintah dapat lebih efektif dan bermanfaat bagi petani yang menjadi tulang punggung sektor pertanian di Gorontalo," tegas Gusnar.