GORONTALO, DISWAY.ID - Jika mendengar nama Gorontalo, mungkin tak semua orang langsung membayangkan destinasi wisata yang memesona.
Namun, provinsi di ujung utara Pulau Sulawesi ini diam-diam menyimpan pesona alam, budaya, dan keramahan masyarakat yang siap membuat siapa pun jatuh hati.
Diapit laut dan pegunungan, Gorontalo menawarkan keindahan yang alami dan belum banyak tersentuh.
Pantai-pantai seperti Botutonuo dan Leato masih jernih, tenang, dan jauh dari keramaian.
BACA JUGA:Respons Cepat Satlantas Gorontalo: Gatur Lalin di Jalur Trans Botumoputi Terdampak Cuaca Ekstrem
Di sisi lain, Pulau Saronde menawarkan sensasi "Maladewa rasa lokal" dengan hamparan pasir putih dan laut biru yang memesona.
Tak hanya alam, Gorontalo juga punya warisan budaya yang khas.
Tradisi "Mopotilolo" sebagai simbol penerimaan tamu, atau "Tiliaya" sebagai adat musyawarah masyarakat, menunjukkan betapa kuatnya nilai-nilai kekeluargaan dan gotong royong di daerah ini.
Rumah adat Dulohupa dan Masjid Hunto Sultan Amai menjadi saksi sejarah kejayaan dan toleransi Gorontalo sejak masa lampau.
BACA JUGA:Soal Kekerasan Antara Oknum Satpol PP dan Anggota Polda Gorontalo, Sahroni: Tontonan Memalukan!
Di balik itu semua, satu hal yang paling membekas dari Gorontalo adalah keramahan warganya.
Senyum hangat dari para penjual di pasar tradisional, hingga sapaan tulus dari anak-anak desa yang menyapa wisatawan, membuat kota ini terasa seperti rumah kedua.
Bagi penikmat kuliner, Gorontalo juga punya cerita sendiri.
Ilabulo—sejenis pepes khas dari sagu dan ayam—hingga Binte Biluhuta (milu siram), menggambarkan keunikan rasa yang sulit ditemukan di daerah lain.
Semangkuk Binte hangat, dinikmati sore hari sambil memandang matahari tenggelam di Teluk Tomini, adalah pengalaman sederhana yang tak ternilai.