GORONTALO, DISWAY.ID - Polda Gorontalo mencatat hasil panen sebesar 55.606 ton jagung pada kuartal kedua, mengalami peningkatan dibanding kuartal pertama.
Panen tersebut berasal dari lahan seluas 11.861 hektare dan tersebar di tujuh satuan kerja (satker) dan satuan wilayah (satwil).
Acara resmi Panen Raya Jagung Serentak Kuartal II ini diresmikan secara serentak oleh Presiden RI Prabowo di Bengkayang, Kalimantan Barat pada Kamis 5 Juni 2025.
Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail bersama Kapolda Gorontalo Eko Wahyu Prasetyo serta jajaran Forkopimda turut hadir secara virtual dalam acara Panen Raya Jagung Serentak Kuartal II di Desa Bongohulawa, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo.
BACA JUGA:Kehadiran Pangdam XIII/Merdeka Disamnbut Hangat Gusnar Ismail di Gorontalo
Lokasi tersebut juga ditetapkan sebagai pusat pembangunan gudang penyimpanan jagung dengan kapasitas hingga 1.000 ton.
Kapolri Sigit Listyo Prabowo dalam laporannya menargetkan penanaman jagung seluas 1 juta hektar secara nasional untuk mendukung ketahanan pangan, dengan estimasi hasil panen mencapai antara 4 hingga 10 juta ton.
Saat ini, terdapat 445,6 ribu hektare lahan siap tanam dan 922,7 ribu hektare lahan perhutanan sosial yang tengah diverifikasi.
"Jika sebagian besar lahan perhutanan sosial dapat ditanami jagung, maka Polri dapat mencapai target 1 juta hektar atau bahkan melampaui. Kami telah membedayakan 136.563 kelompok tani di seluruh Indonesia untuk mengelola lahan siap tanam," jelas Kapolri.
BACA JUGA:Gusnar Ismail Pantau Langsung Kondisi Pelayanan di RS Pratama Tolinggula
Ia juga mengumumkan rencana ekspor jagung ke Malaysia sebesar 20.000 ton, dimulai dengan pelepasan ekspor perdana sebanyak 1.200 ton pada hari yang sama.
Provinsi Gorontalo dan NTB juga mendapat apresiasi karena menjadi bagian yang akan mengekspor jagung.
Kapolda Gorontalo menyatakan bahwa petani di Gorontalo sangat antusias dalam program ini. Namun, masih terdapat kendala pada kadar air hasil panen yang belum memenuhi standar Bulog.
Untuk itu, Kapolda akan membantu dengan penyediaan alat pengering agar jagung mencapai kadar 14 persen dan bisa dibeli Bulog seharga Rp5.500 per kilogram.
Harapannya, kolaborasi lintas sektor dalam program jagung ini terus diperkuat untuk mendorong kesejahteraan petani dan keberlanjutan swasembada pangan nasional.